Sabtu, 28 September 2019

KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN



Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Kuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tanggal 4 September 1988. Penyesuaian KDPPLK diterbitkan dan disahkan tanggal 27 Agustus 2014. Tanggal 28 September 2016, DSAK IAI mengesahkan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK). KKPK yang menggantikan KDPPLK merupakan adopsi dari The Conseptual Framework for Financial Reporting efektif per 1 Januari 2016.
Kerangka Konseptual ini dibagi menjadi beberapa pembahasan, pembahasan pertama mengenai daftar isi guna memberikan gambaran tentang hal apa saja yang akan di bahas. Bahasan pertama mengenai Pendahuluan yang meliputi tujuan & status dan ruang lingkup, kemudian bahasan kedua yakni dalam bentuk bab yang meliputi 4 sub bab yakni : BAB 1 Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum, BAB 2 Entitas Pelaporan (untuk ditambahkan), BAB 3 Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna, BAB 4 KDPPLK (1994) : Pengaturan yang tersisa.


PENDAHULUAN

Tujuan dan Status
            Tujuan dan status dijelaskan pada paragraf 01 sampai dengan 04, kerangka konseptual merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka konseptual bukan merupakan PSAK sehingga tidak mendefinisikan standar pengukuran atau isu pengungkapan tetrentu. DSAK IAI mengakui bahwa dalam kasus yang terjadi mungkin terdapat konflik antara kerangka konseptual dan PSAK. DSAK IAI akan dipandu oleh kerangka konsepual dalam pengembangan SAK dan dalam melakukan peninjauan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ada, maka konflik antara kerangka konseptual dan SAK akan teriring dengan berjalannya waktu dalam penggunaan kerangka konseptual tersebut.
            Adapun tujuan kerangka konseptual dibuat antara lain, membantu DSAK IAI dalam pengembangan SAK baru dan dalam melakukan tinjauan atas SAK yang ada, mempromosikan harmonisasi peraturan, standar akuntansi, dan prosedur terkait dengan menyediakan dasar untuk mengurangi jumlah alternatif perlakuan akuntansi yan diizinkan SAK, dan untuk pengembangan standar lokal. Membantu auditor untuk memberikan opini mengenai apakah laporan keuangan telah sesuai SAK atau tidak. Membantu penyusuanan laporan keuangan dalam penerapan SAK dan yang berkenan dalam hal-hal yang belum diatur dalam PSAK. Membantu pengguna laporan keuagan dalam menginterpretasikan informasi dalam laporan keuangan yang disusun sesuai SAK. Menyediakan informasi kepada pihak yang tertarik dalam aktivitas DSAK IAI tentang pendekatannya dalam penyusanan SAK.

Ruang Lingkup
            Ruang Lingkup dijelaskan dalam paragraf 05, ruang lingkup terkait dengan isi dari KKPK itu sendiri. Isinya adalah Tujuan Pelaporan Keuangan ; karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna ; Definisi, Pengakuan dan Pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan ; dan yang terakhir adalah konsep modal dan pemeliharaan modal.
Begitulah penjelasan mengenai pendahuluan teman-teman, Sekarang kita masuk bagian utamanya yaitu BAB dari kerangka konseptual pelaporan keuangan.


BAB 1
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN BERTUJUAN UMUM

Pendahuluan
            Paragraf 1.01 bahwasanya tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum untuk menjadi dasar dari kerangka konseptual. Aspek lain dari kerangka konseptual – konsep entitas pelapor, karakteristik kualitatif, dan kendala, informasi keuangan yang berguna, unsur-unsur laporan keuangan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan – mengalir secara logis dari tujuannya.

Tujuan, Kegunaan, dan Keterbatasan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum
            Tujuan Kegunaan dan Keterbatasan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum terdapat pada paragraf 1.02 sampai 1.11 adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas. Keputusan tersebut termasuk pembelian, penjualan atau kepemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang, serta penyediaan atau penyelasaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya.
            Keputusan investor saat ini dan investor potensial mengenai pembelian, penjualan atau kepemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang bergantung pada imbal hasil yang diharapkan, sebagai contoh deviden, pembayaran pokok, dan bunga atau kenaikan harga pasar, sedangkan tentang penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya bergantung pada pembayaran pokok dan bunga atau imbal hasil yang diharapkan. Investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya memerlukan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas masuk netto masa depan kepada suatu entitas mengenai sumber daya entitas, klaim terhadap entitas dan seberapa efisien dan efektif manajemen entitas dan dewan komisaris telah melaksanakan tanggung jawabnya dalam penggunaan sumber daya tersebut.
            Kebanyakan investor saat ini dan investor pemberi pinjaman dan kreditor lainnya tidak dapat mensyaratkan entitas pelapor untuk menyediakan informasi secara langsung kepada mereka dan harus mengandalkan laporan keuangan bertujuan umum untuk mendapatkan informasi keuangan yang mereka butuhkan, akan tetapi laporan keuangan bertujuan umum tidak dapat menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh investor saat ini, investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditor lainnya. Misalnya kondisi dan ekspetasi ekonomik secara umum, peristiwa, dan kondisi politik serta prospek masa depan industri dan entitas.

Informasi Tentang Sumber Daya Ekonomik Entitas Pelapor, Klaim Terhadap Entitas, serta  Perubahan Sumber Daya dan Klaim
            Informasi tentang sumber daya ekonomik entitas pelapor, klaim terhadap entitas, serta perubahan sumber daya dan klaim terdapat pada paragraf 1.12  sampai dengan 1.21.
            Laporan keuangan bertujuan umum menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pelapor yang merupakan informasi mengenai sumber daya ekonomik entitas dan klaim terhadap entitas pelapor. Laporan keuangan juga menyediakan informasi mengenai dampak dari transaksi dan peristiwa lainnya yang mengubah sumber daya ekonomik dan klaim entitas.
            Informasi mengenai sifat dan jumlah sumber daya ekonomik entitas dan klaim dapat membantu pengguna dalam mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan keuangan entitas pelapor guna menilai likuiditas dan solvabilitas, mendapatkan tambahan pendanaan dan sejauh mana entitas akan berhasil dalam memperoleh dana tersebut. Informasi mengenai prioritas dan persyaratan pembayaran dari klaim saat ini membantu untuk memprediksi bagaimana arus kas masa depan akan terdistribusi kepada pemilik klaimterhadap entitas pelapor. Jenis sumber daya ekonomik yang berbeda mempengaruhi penilaian pengguna atas prospek untuk arus kas masa depan dari entitas pelapor secara berbeda.
            Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim entitas pelapor dihasilkan dari kinerja keuangan entitas pelapor dan dari peristiwa atau transaksi lainnya seperti penerbitan instrumen utang atau instrumen ekuitas. Dalam SAK, kinerja keuangan entitas pelapor itu terkait tentang kinerja keuangan terefleksikan oleh akuntansi akrual. Akuntansi akrual menggambarkan dampak transaksi dan peristiwa  serta kondisi lainnya atas sumber daya ekonomik dan klaim entitas pelapor pada periode yang berbeda. Hal ini penting karena memberikan dasar yang lebih baik dalam menilai kinerja masa lalu dan kinerja masa depan entitas dibandingkan informasi yang hanya menyediakan tentang penerimaan dan pembayaran kas selama periode tersebut.
            Informasi mengenai kinerja keuangan entitas pelapor selama satu periode terefleksi dari perubahan sumber daya ekonomik dan klaim, selain daripada sumber daya tambahan langsung dari investor dan kreditor berguna untuk penilaian kemampuan masa lalu dan masa depan entitas dalam menghasilkan arus kas neto, dapat mengindikasikan sejauh mana peristiwa seperti perubahan harga pasar atau suku bunga telah menambah atau mengurangi sumber daya ekonomik dan klaim sehingga mempengaruhi kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas neto, selain itu juga membantu pengguna untuk  menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas neto masa dapan.
            Disisi lain sumber daya ekonomik dan klaim entitas pelapor juga dapat berubah karena alasan lain selain kinerja keuangan, seperti penerbitan saham kepemilikan tambahan. Informasi mengenai perubahan ini diperlukan untuk memberikan pemahaman yang lengkap terhadap pengguna.


BAB 2
ENTITAS PELAPOR

            Dalam PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan belum diterbitkan dan sedang ditinjau. Oleh karena itu pembahasan lansung dianjutkan ke bab selanjutnya.


BAB 3
KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA

Pendahuluan
Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna dalam bab ini dibahas bagaimana mengidentifikasi jenis informasi yang kemungkinan besar sangat berguna untuk investor saat ini dan investor potensial. pemberi pinjaman, serta kreditor lainnya untuk membuat keputusan mengenai entitas pelapor berdasarkan informasi dalam laporan keuangan  dampak dari transaksi dan peristiwa serta kondisi lainnya yang mengubah sumber daya dan klaim tersebut kerangka konseptual membahas informasi ini sebagai fenomena ekonomi. Beberapa laporan keuangan juga mencakup penjelasan material mengenai ekspetasi manajemen dan strategi entitas pelapor, serta jenis informasi perkiraan masa depan lainnya. Karakteristik kualitatif diterapkan untuk informasi keuangan yang tersedia dalam laporan keuangan. dan juga informasi keuangan yang tersedia dengan cara lainnya. Biaya, yang merupakan kendala pervasif bagi kemampuan entitas pelapor untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna, diterapkan serupa. Akan tetapi, pertimbangan penerapan karakteristik kualitatif dan kendala biaya mungkin berbeda untuk jenis informasi yang berbeda. Sebagai contoh, ketika diterapkan untuk informasi perkiraan masa depan mungkin berbeda dengan ketika diterapkan untuk informasi sumber daya ekonomik dan klaim saat ini dan untuk perubahan sumber daya dan klaim tersebut.

Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
Agar informasi keuangan menjadi berguna, harus relevan dan merepresentasikan secara lepat apa yang akan direpresentasikan. Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut terbanding (compartable), terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan terpaham (understandable).

Karakteristik Kualitatif Fundamental
Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan yang diambil oleh pengguna. Informasi mungkin mampu membuat perbedaan dalam keputusan bahkan jika sebagian pengguna memilih untuk tidak mengambil keuntungan atas informasi tersebut lainnya. Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat digunakan sebagai input yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil (outcome) masa depan Informasi keuangan tidak harus merupakan suatu prediksi atau prakiraan untuk memilik nilai prediktif. Informasi keuangan dengan nilai prediktif digunakan oleh pengguna untuk membuat prediksi. Informasi keuangan memiliki nilai konfirmatori jika menyediakan umpan balik mengkonfirmasi atau mengubah tentang evaluasi sebelumnya.
Nilai prediktif dan nilai konfirmatori informasi keuangan memiliki hubungan yang saling terkau Informasi yang memiliki nilai predikat sering juga memiliki nilai konfirmater Sebagai contoh. informası pendapatan untuk tahun berjalan, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi pendapatan di tahun masa depan, juga dapat dibandingkan dengan prediksi pendapatan untuk tahun berjalan yang dibuat tahun sebelumnya. Hasil dan perbandingan tersebut dapat membantu pengguna untuk mengkoreksi.

Representasi Tepat
Laporan keuangan merepresentasikan fenomena ekonomi dalam kata dan angka. Agar dapat menjadi informasi yang berguna, selain merepresentasikan fenomena yang relevan informasi keuangan juga harus merepresentasikan secara tepat fenomena yang akan direpresentasikan agar dapat menunjukkan representasi tepat dengan sempurna, tiga karakteristik harus dimiliki yaitu lengkap, netral dan bebas dari kesalahan. Tentu saja, kesempurnaan adalah hal yang sangat jarang dapat dicapai. Tujuan DSAK IAI adalah untuk memaksimalkan kualitas tersebut sebaik mungkin. Sebuah penjabaran lengkap mencakup seluruh informasi yang diperlukan pengguna agar dapat memahami fenomena yang digambarkan, termasuk seluruh deskrips dan penjelasan yang diperlukan. Sebagai contoh, penjabaran lengkap kelompok aset, minimal mencakup deskripsi sifat aset dalam kelompok tersebut, penjabaran numerik aset dalam macet dalam kelompok Tani lengkap kelompok kelompok tersebut, dan deskripsi tentang apa yang dijabarkan dalam angka (sebagai contoh, biaya awal (original cost), biaya sesuaian, atau nilai wajar). Untuk beberapa pos, penjabaran lengkap juga mungkin memerlukan penjelasan dari fakta yang signifikan tentang kualitas dan sifat dari pos-pos, faktor dan keadaan yang mungkin dapat mempengaruhi kualitas dan sifat penggambaran, dan proses yang digunakan untuk menentukan penjabaran numerik. Presentasi tepat tidak berarti akurat dalam segala hal. Bebas dari kesalahan berarti tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam mendeskripsikan fenomena, dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan tanpa ada kesalahan dalam prosesnya. Dalam hal ini, bebas dari kesalahan tidak berarti akurat secara sempurna dalam segala hal. Sebagai contoh, estimasi harga atau nilai yang tidak dapat observasi tidak dapat dikatakan akurat atau tidak akurat.

Penerapan Karakteristik Kualitatif Fundamental
Informasi harus relevan dan juga direpresentasikan secara tepat untuk disebut sebagai informasi yang berguna. Representasi tepat dari fenomena yang tidak relevan atau representasi tidak tepat dari fenomena yang relevan tidak akan membantu pengguna untuk membuat keputusan yang baik Proses yang paling efisien dan efektif dalam penerapan karakteristik kualitatif fundamental biasanya adalah sebagai berikut dengan catatan dampak karakteristik peningkat dan kendala biaya tidak dipertimbangkan dalam contoh ini). Pertama, identifikasi fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi berguna bagi pengguna informasi keuangan entitas pelapor. Kedua, Identifikasi jenis informasi tentang fenomena yang paling relevan jika informasi tersebut tersedia dan dapat direpresentasikan secara tepat. Ketiga, menentukan apakah informasi tersebut tersedia dan dapat direpresentasikan secara tepat. lika demikian, maka proses pemenuhan karakteristik kualitatif fundamental berakhir pada titik tersebut Jika tidak, maka proses tersebut diulang dengan menggunakan jenis informasi lanjutan yang paling relevan.

Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterbandingan, keterverifikasian, ketepatwaktuan, dan keterpahaman adalah karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan direpresentasikan secara tepat. Karakteristik kualitatif peningkat juga dapat membantu dalam menentukan diantara dua cara yang harus digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena jika keduanya dianggap sama-sama relasi dan direpresentasikan secara tetap.

Kendala Biaya Pelaporan
            Biaya merupakan aspek yang sangat penting, karena dengan adanya biaya dapat dijustifikasi melalui manfaat dan pelaporan informasi tersebut.


BAB 4
KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (1994):  PENGATURAN YANG TERSISA

Asumsi Dasar
Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan biasanya disusun nerdasarkan asumsi kelangsungan usaha entitas dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.

Unsur-unsur Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang dikelompokkan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomiknya. Penyajian unsur-unsur ini dalam laporan keuangan dan laporan laba rugi memerlukan proses subklasifikasi. Unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah asset, Liabilitas, dan ekuitas . Definisi Aset dan liabilitas mengidentifikasi ciri essensialnya tetapi menspesifikasikan kriteria yang perlu dipenuhii sebelum diakui di dalam neraca dalam penilaian apakah suatu pos memenuhi definisi asset, liabilitas, atau ekuitas, perhatian perlu ditujukan pada substansi yang mendasari serta realitas ekonomi dan bukan hanya berdasarkan bentuk hukumnya saja.

Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan yang disusun sesuai dengan SAK yang berlaku dapat meliputi pos-pos yang tidak memenuhi definisi asset atau liabilitas dan tidak disajikan sebagai bagian dari ekuitas.

Asset
Manfaat ekonomik masa depan asset adalah potensial dari asset tersebut untuk memberikan kontribusi,baik langsung maupun tidak langsung, pada arus kas dan setara kas kepada entitas. Entitas biasanya menggunakan asset untuk memproduksi barang atau jasa yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pelanggan Manfaat ekonomik masa depan asset dapat mengalir ke entitas dengan beberapa cara. Sebagai contoh asset dapat :
a.       Digunakan baik sendiri maupun digabungkan dengan asset lain dalam produksi barang atau jasa untuk dijual oleh entitas
b.      Dipertukarkan dengan asset lain
c.       Digunakan untuk menyelesaikan liabilitas : atau
d.      Didistribusikan kepada pemilik entitas
Banyak Asset sebagai contoh, asset tetap memiliki bentuk fisik. Banyak Asset sebagai contoh, piutang dan property, dikaitkan dengan hukum. Termasuk hak kepemilikan. Asset entitas berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu. Entitas biaanya memperoleh asset melalui pembelian atau produksi sendiri. Ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dan timbulnya asset.

Liabilitas
Karakteristik essensial liabilitas adalah bahwa entitas memiliki kewajiban kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk bertindak atau melakukan sesuatu dengan cara tertentu. Suatu perbedaan perlu dilakukan antara kewajiban kini dan komitmen masa depan. Keputusan manajemen entitas untuk membeli asset di masa depan tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban kini
Penyelesaian kewajiban kini biasanya membuat entitas untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat ekonomik demi memenuhi klaim dari pihak lain, berbagai cara dapat dilakukan sebagai    berikut :
a. Pembayaran kas
b. Pengalihan asset lain
c. Provisi jasa
d. Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain, atau
e. Konversi kewajiban menjadi ekuitas
Keuntungan meliputi, sebagai contoh :pos yang timbul dalam pelepasan asset tidak lancer. Berbagai jenis asset dapat diterima atau ditingkatkan karena penghasilan, sebagau contoh kas, piutang, serta barang dan jasa yang diterima sebagai penukar dari barang dan jasa yang dipasok.

Beban
Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasaKerugian merepresentasikan menurunnya manfaat ekonomik, dan dengan demikian  sifatmya tidak bebeda dari beban lainnya sehingga tidak dianggap sebagai undur yang terpisah dalam Kerangka Konseptual ini. Kerugian dapat timbul, misalnya dari bencana kebakaran dan kebanjiran, seperti yang juga timbul dari pelepasan asset yang tidak lancar.

Penyesuaian Pemeliharaan Modal
Revaluasi atau penyajian kembali asset dan liabilitas kembali menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas.

Pengakuan Unsur-Unsur laporan keuangan
Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi  unsur serta kriteria pengakuan Pos yang memenuhi definisi suatu unsur diakui, jika :
a.   ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir ke atau dari entitas, dan
b.      pos tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal dalam menilai apakah suatu pos memenuhi kriteria ini dan karenanya memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan keuangan.

Probabilitas Manfaat Ekonomik Masa Depan
Konsep probabilitas diguanakn dalam kriteria pengakuan yang mengacu pada derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir ke atau dari entitas.

Keandalan Pengukuran
Kriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang diukur dengan andal. Suatu pos yang memiliki karakteristik essensial suatu unsur tetapi tidak dapat memnuhi kriteria pengakuan tidak eperlu diungkapkan dalam catatan. Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomik masa depan akan mengalir ke entitas dan asset tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonomiknya dipandang tidak mungkin mengalir ke entitas setelah periode akuntans berjalan.

Pengakuan Aset
            jika kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomik masa depan akan mengalir ke entitas sehingga aset dapat diakui dan mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.

Pengakuan Liabilitas
Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika terdapat kemungkinan besar bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban kini  dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan kenaikan asset atau penurunan liabilitas telah terjadi dapat diukur dengan andal. Prosedur yang biasanya dianut dalam praktik untuk mengakui penghasilan, sebagai contoh persyaratan bahwa pendapatan telah diperoleh, merupakan penerapan kriteria pengakuan dalam kerangka konseptual ini.

Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penuruna manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubuingan langsung antara biaya yang timbul dan perolehan pos penghasilan tertentu. Jika manfaat ekonomik diekspektasikan akan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tidak langsung. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi ketika pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomik masa depan atau ketika sepanjang manfaat ekonomik masa depan tidak memenuhi syarat, beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat liabilitas timbul tanpa adanya pengakuan asset, seperti ketika liabilitas timbul akibat garansi produk.

Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah moneter ketika unsur-unsur laporan keuangan akan diakui dan dicatat dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Sejumlah dasar pengakuan yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang berbeda dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Biaya Historis (Historical Cost)
b.      Biaya Kini (Current Cost)
c.       Nilai Terealisasi/penyelesaian (realizable/settlement value)
d.      Nilai kini (Present Value)
Dasar pengukuran lainnya digunakan entitas dalam penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan dengan dasar pengukuran yang lain.

Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
Konsep Modal
Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar entitas dalam penyusunan laporan keuangan. Menurut konsep modal keuangan. Seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan. Pemilihan konsep modal yang tepat bagi entitas didasarkan pada kebutuhan pengguna laporan keuangannya. Jadi, konsep modal keuangan seharusnya dianut jika pengguna laporan keuangan terutama berkepentingan dengan pemeliharaan modal nominal atau daya beli dari modal yang diinvestasikan.

Konsep Pemeliharaan modal dan Penetapan laba
            Konsep Modal pada paragraf 4.57 menciptakan dua konsep pemeliharaan modal yaitu :
a.       Pemeliharaan modal keuangan.
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika jumlah finansial (atau uang) netto pada akhir periode melebihi jumlah finansial asset netto pada awal periode
b.      Pemeliharaan modal fisik.
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh jika kapasitas produktif fisik(atau kemampuan usaha) entitas (sumber daya atau dana) yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas tersebut.
Konsep Pemeliharaan modal berkaitan dengan bagaimana entitas mendefinisikan modal yang ingin dipelihara (dipertahankan). Konsep tersebut mengaitkan konsep modal dan konsep laba karena memberikan dasar rujukan untuk mengukur laba. Konsep pemeliharaan modal fisik memerlukan penggunaan dasar pengukuran biaya kini. Akan tetapi, konsep pemeliharaan modal keuangan tidak memerlukan penggunaan dasar pengukuran tertentu. Perbedaan pokok antara dua konsep pemeliharaan modal ini adalah perlakuan terhadap dampak perubahan harga asset dan liabilitas entitas. Menurut Konsep Pemeliharaan Modal keuangan yang mendefinisikan modal dalam satuan moneter minimal. Laba merupakan kenaikan dalam modal uang nominal selama suatu periode. Jadi, kenaikan harga asset yang dimiliki selama suatu periode. Yang secara konvensional disebut keuntungan (holding gains). Pemeliharaan dasar pengukuran dan konsep pemeliharaan modal akan menentukan model akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan Syariah             Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syar...